Kamis, 31 Agustus 2017

Makalah Diabetes Melitus



BAB I
PENDAHULUAN

  1. LATAR BELAKANG
Prevalensi mellitus meningkat secara global teristimewa menjadi perhatian di Negara asia. Perkiraan secara global 366 juta individu yang diabetes mellitus.Penyakit tidak menular (PTM) terus berlsngsung dan menjadi masalah besar kesehatan masyarakat di dunia yang bertanggung jawab terhadap kematian dan kesakitan.PTM menjadi kematian dan kecacatan di seluruh penjuru dunia.Perkiraan di tahun 2020 penyakit ini menjadi kematian dari 7 orang dari setiap 10 orang di Negara berkembang.(Betten, pangemanan, & mayulu, 2014)
Dibetes mellitus tipe 2merupakan tipe diabtes paling umum pada pasien dibandingkan dengan diabetes tiep 1, diabetes gestasional dan, diabetes tipe lain. Mayoritas pasien diabetes mellitus tipe 2 tidak  bergantung pada insulin. Kelompok diabetes mellitus ini merupakan akibat dari kurang meresponnuya jaringan sasaran (otot, jaringa adipose dan hepar) terhadap insulin.(Betten, pangemanan, & mayulu, 2014)
Sekitar 16 juta orang di Amerika terdiagnosis diabetes. Prevalensinya adalah 6% adalah 6%-7% pada orang usia 45 sampai 65 tahun dan sekitar 10%-12% pada orang yang berusia lebih dari 65 tahun. Sekitar 90% daintaranya menderita diabetes tipe 2. Sekitar 9,7 juta wanita Amerika menderita diabetes. Diabetes tipe 2 berkembang pada semua umur bahkan pada masa anak dan remaja.(Betten, pangemanan, & mayulu, 2014)
Indonesia, masuk kedalam peringkat 6 angka kejadian diabetes mellitus terbanyak didunia. Dalam diabetes atlas 2000 tercantum perkiraan penduduk Indonesia di atas 20 tahun sebesar 125 juta dan dengan asumsi prevalensi DM 4,6%, diperkirakan pada tahun 2000 berjumlah 6,6 juta. Berdasarkan pola perambahan penduduk seperti, diperkirakan pada tahun 2020 nanti aka nada sejumlah 178 juta penduduk berusia di atas 20 tahun dan dengan asumsi prevalensi DM sebbesar 4,6% akan didapatkan 8,2% juta pasien diabetes. Temuan kasus diabetes mellitus lebih banyak di daerah perkotaan daripada di pedesaan. Dari hasil penelitiian WASPDJI menyebutkan kejadia diabetes di Jakarta dari tahun 1982 sampai 1992 meningkat dari 1,7% menjadi 5,7%.
Demikian pula didepok, ditemukan 6,2% penderita diabetes mellitus. Selain di Depok, Manado juga masuk sebagai kota dengan jumlah penderita diabetes mellitus terbanyak di Indonesi. Diabetes tipe 2 merupakan penyakit multifactorial dengan komponen genetic dan lingkungan yang sangat kuat dalam proses timbulnya penyakit tersebut. Pengaruh factor genetic terhadap penyakit ini dapat terlihat jelas dengan tingginya penderita diabetes yang berasal dari orang tua yang memiliki riwayat diabetes mellitus sebelumnya. Diabetes mellitus tipe 2 sering juga di sebut diabetes life style karena penyebabnya selain factor keturunan, factor lingkungan meliputi usia, obesitas, resistensi insulin, makanan, aktivitas fisi, dan gaya hidup penderita yang tidak sehat juga berperan dalam terjadinya diabetes ini. Perkembangan diabetes mellitus tipe 2 yang lambat, seringkali membuat gejala dan tanda-tandanya tidak jelas.(Betten, pangemanan, & mayulu, 2014)













  1. RUMUSAN MASALAH
1.      Apa pengertian DM ?
2.      Bagaiamana klasifikasi DM ?
3.      Bagaimana manifestasi klinik DM ?
4.      Apa etiologi dan factor risiko dari DM ?
5.      Apa komplikasi DM ?
6.      Bagaimana patofisiolgi dari DM ?


  1. TUJUAN
1.      Untuk mengetahui pengertian DM
2.      Untuk mengetahui klasifikasi DM
3.      Unyuk manifestasi klinik DM
4.      Untuk mengetahui etiologi dan factor risiko dari DM
5.      Untuk mengetahui komplikasi DM
6.      Untuk mengetahui b patofisiolgi dari DM












BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.     PENGERTIAN
Diabates mellitus (DM) adalah penyakit kronis progresif yang ditandai dengan ketidakmampuan tubuh untuk melakukan metabolism karbihidrat, lemak dan protein, mengarah ke hiperglikemia (kadar glukosa darah tinggi ). Diabetes mellitus (DM) terkadang dirujuk sebagai “gula tinggi”, baik Aoleh klien maupun penyedia layanan kesehatan.Pemikiran dari hubungan gula dengan DM adalah sesuai karena lolosnya sejumlah besar urine yang mengandung gula ciri dari DM yang tidak terkontrol. Walaupun hiperglekemia memainkan sebuah peran penting dalam perkembangan komplikasi terkait DM, kadar yang tinggi dari glukosa darah hanya satu komponen dari proses patologis dan manfestasi klinis yang berhubungan dengan DM. proses patologis dan factor risiko lain adalah penting , dan  terkadang merupakan factor-faktor independen. Diabetes mellitus dapat  berhubungan dengan komplikasi serius, namun orang dengan DM dapat mengambil cara-cara pencegahan untuk mengurangi kemungkinan kejadian tersebut.(Black & hwaks, 2015)
Diabetes mellitus telah menjadi sebuah epidemic di Ameriak Serikat dengan 21 juta orang ( 7% dari populasi ) memiliki penyakit DM. Sekitar 15 juta orang terdiagnosis DM, selain dari jumlah yang tidak terdiagnosis yang diperkirakan hampir 6 juta. Sebagai masalah kesehatan masyarakat yang signifikan, DM merupakan penyebab utama ke-6 juta.Sebagai masalah kesehatan masyarakat yang signifikan, DM merupakan penyebab utama ke-6 kematian di Amerika Serikat. Sementara itu, perkiraan total biaya DM di AS tahun 2002 adalah 132 trillun dolar AS (biaya langsung dan tidak langsung) dengan biaya medis langsung terhitung  92 trillun dolar AS dan 40 dolar trillun dolar AS biaya tidak langsung (missal disabilitas, kehilangan kerja, dan kematian premature ). Meskipun peningkatan beban DM mengkhawatirkan, kebanyakan beban dari masalah kesehatan masyarakat utama ini dapat dicegah dengan dini, peningkatan pemberian pelayanan, dan edukasi yang lebih baik untuk penatalaksanaan mandiri diabetes.(Black & hwaks, 2015)
B.     KLASIFIKASI DM
Diabetes mellitus diklasifikasikan sebagai salah satu dari empat status klinis berbeda meliputi :
1.      DM Tipe 1
 Diabetes mellitus tipe 1 merupakan hasil dekstruksi autuimun sel beta, mengarah kepada defisiensi insulin absolut
2.       DM  Tipe 2
 DM tipe 2 adalah akibat dari efek sekresi insulin, umumnya berhubungan dengan obesitas,
3.       Gestasional
DM gestasional adalah DM yang didiagnosis selama hamil.
4.       Tipe DM spesifik lainnya
DM tipe lain mungkin sebagai akibat dari efek genetic fungsi sel beta, penyakit pancreas (missal kistik fibrosis), atau penyakit yang diinduksi oleh obat-obatan. (Black & hwaks, 2015)
National Diabetes Data Group (NDDG) pada 1979 mengembangkan kriteria untuk klasifikasi dan diagnosis DM. Pada tahun 1979 dan juga 2003, komite ahli pada diagnosis dan klasifikasi DM mengusulkan perubahan terhadap klasifikasi awal NDDG. Perubahan tersebut didukung oleh American Diabetes Association (ADA) and the National.(Black & hwaks, 2015)
Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases (NIDDK).Sebelumnya, DM diklasifikasikan, baik sebagai insulin-dependent diabetes mellitus (IDDM) maupun non-insuline-dependent diabetes mellitus (NIDDM).Dengan penggunaan terapi insulin yang sudah biasa dengan kedua tipe DM, IDDM sekarang disebut sebagai DM tipe 1 dan NIDDM sebagai DM tiep 2.Ada  juga merekomendasikan menggunakan nomor Arab daripada nomor Romawi di dalam merujuk untuk kedua tipe DM.(Black & hwaks, 2015)
Kilen yang tidak memiliki DM tipe 1 atau tipe 2 mungkin diklasifikasikan sebagai Glukosa Puasa Terganggu (GPT) atau Toleransi Glukosa Terganggu (TGT).GPT adalah konsentrasi glukosa di antara 100-125 mg/dl sedangkan TGT didefenisikan sebagai tes toleransi glukosa oral 2 jam (75 gram pembebanan glukosa) dengan konsentrasi glukosa di antara 140-199 mg/dl.GPT dan TGT merujuk ke status metabolism antara normal dan DM, disebut sebagai pradiabetes.(Black & hwaks, 2015)
DM mungkin juga akibat dari gangguan-gangguan lain atau pengobatan.Defek genetic pada sel beta dapat mengarah perkembangan DM. Beberapa hormon seperti hormon pertumbuhan, kortisol, glucagon, dan epinefrin merupakan antagonis atau menghambat insulin. Jumlah berlebihan dari hormone-hormon ini (seperti pada akromegali, sindrom cushing, glukagonoma, dan feokromositoma) menyebabkan DM. Selain itu, obat-obat tertentu (Glukokortikoid dan tiazid) mungkin menyebabkan DM. Tipe DM sekunder tersebut terhitung 1-2% dari semua kasus DM terdagnosis.(Black & hwaks, 2015)
DM gestasional merupakan diagnosis DM yang menerapkan untuk perempuan dengan intoleransi glukosa atau ditemukan pertama kali selama kehamilan.DM gestasional terjadi pada 2-5% perempuan hamil namun menghilang ketika kehamilannya berakhir.DM ini lebih sering terjadi pada keturunan Amerika_Afrika, Amerika Hispanik, Amerika pribumi, dan perempuan dengan riwayat keluarga DM atau lebih dari 4 kg saat lahir, obesitas juga merupakan factor risiko.(Black & hwaks, 2015)







C.     MANIFESTASI KLINIS
§  Poliuria ( Sering BAK )
§  Polidipsi ( haus berlebihan )
§  Polifagia ( lapar berlebihan )
§  Penurunan berat badan
§  Pendengaran kaur berulang
§  Pruritus, infeksi kulit, vaginitis
§  Ketonuria
§  Lemah dan letih, pusing
§  Sering asimtomatik
(Black & hwaks, 2015)

D.     ETIOLOGI DAN FAKTOR RISIKO
1.      DIABETES MELITUS TIPE 1
a)      Faktor genetic
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe 1 itu sendiri tetapi mewarisi suatu predisposisi atau kecenderungan genetic kearah terjadinya diabetes tipe 1.Kecenderungan denetic ini ditentukan pada individu yang memiliki tipe antigen HLA (Human Leucocyte Antigen) tertentu. HLA merupakan kumpulan gen yang bertanggung jawab atas antigen transplantasi dan proses imun laiinya.(Rendi & TH, 2012)


b)      Faktor imunologi
Pada diabetes tipe 1 terdapat bukti adanya suatu respon autoimun. Ini merupakan respon abnormal dimana antibody terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggapnya seolah-olah sebagai jaringan asing.(Rendi & TH, 2012)
c)      Factor lingkungan
Factor eksternal yang dapat memicu destruksi sel β pancreas, sebagai contoh hasil penyelidikan menyatakan bahwa virus atau toksin tertentu dapat memicu proses autoimun yang dapat menimbulkan dektuksi sel β pancreas.(Rendi & TH, 2012)
2.      DIABETES MELITUS TIPE II (DMTTI)
Secara pasti penyebab dari DM tipe II ini belum diketahui, factor genetic diperkirakan memegang peranan penting dalam proses terjadinya resistensi insulin. Diabetes mellitus tak tergantung insulin (DMTTI) penyakitnya mempunyai pola familiar yang kuat.DMTTI ditandai dengan kelainan dalam sekresi insuli maupun dalam kerja insulin.Pada awalnya tampak terdapat resistensi dari sel-sel sasaran terhadap kerja insulin.Insulin mula-mula mengikat dirinya kepada reseptor-reseptor permukaan sel tertentu, kemudian terjadi reaksi intraseluler yang meningkatkan transport glukosa menembuh membrane sel. Pasien dengan DMTTI terdapat kelainan dalam pengikatan insulin pada membran sel. Akibatnya terjadinya penggabungan abnormal antara komplek reseptor insulin dengan sistem transport glukosa.Kadar glukosa normal dapat dipertahankan dalam waktu yang cukup lama dan meningkatkan sekresi insulin, tetapi pada akhirnya sekresi insulin yang beredar tidak lagi memadai untuk mempertahankan euglekemia. Diabetes mellitus tipe II disebut juga Diabetes Melitus tidak tergantung insulin (DMTTI) atau Non Insulin Dependent Diabetes Melitus (NIDDM) yang merupakan suatu kelompok heterogen bentuk-bentuk Diabetes yang lebih ringan, terutama dijumpai pada orang dewasa, tetapi terkadang dapat timbul pada masa kanak-kanak.(Rendi & TH, 2012)
3.      DIABETES GESTASIONAL
Disebabkan oleh perubahan hormonal yang terjadi selama kehamilan. Peningkatan kadar beberapa hormone yang di hasilkan plasenta membuat sel-sel tubuh menjadi kurang respontif terhadap insulin (resistensi insulin. Karena plasenta terus berkembang selama kehamilan, produksi hormonnya juga semakin banyak dan memperberat resistensi insulin yang telah terjadi.
Biasanya, pancreas pada ibu hamil dapat menghasilkan insulin yang lebih banyak (sampai 3x jumlah normal) untuk mengatasi resitensi insulin yang terjadi. Namun, jika jumlah insulin yang dihasilkan tetap tidak cukup, kadar glukosa darah akan meningkat dan menyebabkan diabetes gestasional. Kebanyakan wanita yang menderita diabetes gestasional akan memiliki kadar gula darah normal setelah melahirkan banyinya. Namun, mereka memiliki risiko yang lebih tinggi untuk menderita diabetes gestasional pada saat kehamilan berikutnya dan untuk menderita diabetes tipe 2 dikemudiann hari.(Rendi & TH, 2012)
4.      DIABETES TIPE SPESIFIK LAIN
Diabetes tipe lain berhubungan dengan keadaan atau sindrom tertentu, antara lain disebabkan oleh penyakit pancreas, penyakit hormonal, faktorn pemberian atau pemakaian obat-obatan atau bahan kimia lainnya, serta terjadinya serosi hepatitis.(Rendi & TH, 2012)





E.     KOMPLIKASI
Diabetes tipe 2 dapat menyebabkan terjadinya perubahan serius pada jantung, syaraf, ginjal dan mata.Kelainan tersebut disebut komplikasi Diabetes.
Seseorang dapat mengalami diabetes selama bertahun-tahun tanpa mengetahui bahwa orang tersebut sudah terkena diabetes mellitus.Konsentrasi glukosa darah yang tinggi dapat merusak bagian/organ tubuh.Oleh karena itu pencegahan dapat dilakukan dengan mengusahakan agar konsentrasi glukosa darah mendekati normal sehingga dapat menghentikan atau memperlambat kerusakan pada mata, syaraf, dan ginjal. Komplikasi yang dapat disebabkan oleh diabetes yaitu :
§  Penderita DM akan mengalami berbagai komplikasi jangka panjang jika diabetesnya tidak dikelola dengan baik. Komplikasi adalah serangan jantung dan stroke. Kerusakan pada pembuluh darah mata dapat menyebabkan gangguan penglihatan kerusakan pada retina mata ( retinopati diabetikum). Kelainan fungsi ginjal dapat menyebabkan gagal ginjal sehingga penderita harus menjalani cuci darah (dialisa)
§  Kerusakan pada syaraf menyebabkan kulit lebih sering mengalami cedera.
(Pediastuti, Ratna Dewi;, 2013)






F.      PATOFISIOLOGI
DM Tipe 1                                           DM Tipe II
 


















                                                                                                           

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
  1. PENGKAJIAN
1)      Bodata
a.       Identitas Klien
b.      Identitas penanggung jawa
2)      Riwayat Kesehatan
a.       Keluhan utama
Luka tumit kaki kiri dan terasa nyeri skala 5-6
b.      Riwayat Kesehatan Sekarang
Satu bulan sebelum masuk rumah sakit klien kena luka di tumit kaki kiri, namun klien tidak mengetahui penyebabnya.Mulai saat itu klien lebih berhati-hati dan pela-pelan saat berjalan.2 minggu sebelum masuk rumah sakit keluhan dirasakan semakin bertambah, luka pada tumit menjadi membengkak diperiksakan ke dokter praktek dan hanya diberikan obat oral.
1 minggu sebelum masuk rumah sakit keluhan luka pada tumit kaki klien makin bertambah, luka makin membengkak dan oleh cucunya luka tersebut di buka atau diiris keluar pusnya banyak. Klien hanya istirahat di rumah dan akhirnya karena merasa tidak kuat dan tidak bisa mengobati luka tersebut maka oleh keluaraganya klien dibawa ke rumah sakit.
Hari masuk rumah sakit, keluhan luka tumit, kemudian dilakukan perawatan luka.

c.       Riwayat Kesehatan dahulu
Klien menderita tekanan darah tinggi sudah sejak 10 tahunyang lalu.Klien terdeteksi diabetes mellitus saat menjalani perawatan di rumah sakit ini.Klien belum pernah dirawat di rumah sakit sebelumnya.
d.      Riwayat Kesehatan Keluarga
Ayah pasien mengalami diabetes mellitus dengan kadar gula dalam darah 515 mg/dl. Istri pasien mengatakan dari pihak keluarga istri tidak ada yang mengalami sakit DM, istrinya sendiri belum pernah sakit berat, saat dikaji TD 130/80 mmHg, N : 78x/mnt, tidak ada keluhan terhadap gejala suatu penyakit. Anak A dan B mengatakan bahwa keadaannya sehat-sehat, belum pernah mengeluh sakit serius.Hasil pemeriksaan fisik TD 135/90 mmHg, pernah mengeluh sakit.
e.       Riwayat kesehatan Lingkungan
Keadaan lingkungan pasien bersih dan asri.

3)      Pola Fungsi Kesehatan (Gordon)
a.       Pola persepsi terhadap kesehatan
Klien dan keluarga belum mengetahui penyakkt diabetes mellitus yang diderita klien, karena klien dan keluarga hanya mengetahui kalau klien tersebut dirawat di rumah sakit hanya karena adanya luka ulkus di tumit tersebut.Untuk pemeliharaan kesehatan klien selalu memeriksakan diri ke dokter atau mantra praktek di sekitar rumahnhya.



b.      Pola Istirahat dan tidur
Klien tidur selama 7-8 jam setiap hari, tidak ada gangguan tidur.Saat di rumah sakit klien banyak istirahat dan tidur.(Rendi & TH, 2012)
c.       Pola Nutrisi
Intake Makanan :Sebelum sakit klien makan 3 kali sehari, dengan sayur dan lauk. Klien mempunyai pantangan makanan yaitu daging kambing.Saat sakit/dirawat di rumah sakit klien hanya menghabiskan rata-rata ¼ porsi pemberian.Menurut klien BB turun dari biasanya, BB tidak terkaji.
Intake Cairan : sebelum sakit klien minum 6-7 gelas sehari, minuman pantangan kopi. Saat di rumah sakit ini klien mendapat cairan infus 1000 ml sehari dan minum air putih 3-4 gelas sehari.(Rendi & TH, 2012)
d.      Pola Eliminasi
1.      Buang air besar
Sebelum sakit : sekali per dua atau tiga hari. Dan saat sakit di rumah sakit klien sekali per dua atau tiga hari, dengan konsistensi padat, warna kuning.
2.      Buang air kecil
Sebelum sakit klien BAK 7-8 kali sehari. Dan selama di rumah sakit klien terpasang dower cateter mulai tgl 12 juni 2009. Dalam satu hari ± 800 CC warna kuning pekat.


e.       Pola Kognitif Perseptual
Klien mengatakan bahwa tidak ada perubahan pada penglihatan dank lien tidak menggunakan alat bantu pendengaran.
f.       Pola Konsep Diri
Klien mengatakan pasrah dengan penyakit yang dideritanya.
g.       Pola Koping
Setiap ada permasalahan klien senantiaasa didampingi oleh keluarga.
h.      Pola Seksual Reproduksi
Klien sudah menopause, klien menikah dua kali. Dengan suami yang pertama mempunyai 7 anak dan dengan  suami yang kedua klien tidak mempunyai anak. Klien merasa senang dan bahagia karena didampingi oleh suami yang kedua.
i.        Pola Hubungan
Klien lebih dekat dengan suaimi.Komunikasi dengan perawat sekarang hanya apabila ditanyam menggunakan bahasa Jawa.
j.        Pola Nilai Dan Kepercayaan
Sebelum sakit klien taat sholat, saat sakit klien tiak bisa sholat lagi, tapi meyakini apapun penderitaannya Tuhan yang mengaturNya.




BAB IV
ASUHAN KEPERAWATAN

  1. DIAGNOSA
1.      Nyeri akut b/d agen injury : fisik
2.      Nyeri aku\jaringan b/d factor mekanik : mobilisasi dan penurunan neuropati, perubahan sirkulasi.
3.      Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b/d factor biologis

  1. INTERVENSI
INTERVENSI
RASIONAL
v  Kaji tingkat nyeri : Kualitas, frekuensi, presipitasi.
v  Berikan posisi yang nyaman
v  Berikan lingkungan yang tenang
v  Monitor respon verbal dan non verbal nyeri
v  Monitor vital sign
v  Kaji factor penyebab
v  Berikan support emosi
v  Lakukan touch terapi
v  Lakukan teknik distrak dan relaksasi
v  Mengetahui subyektifitas klien terhadap nyeri untuk menentukan tindakan selanjutnya
v  Menurunkan ketegangan
v  Mengetahui tingkat nyeri untuk menentukan intervensi
v  Nyeri mempengaruhi TTV
v  Intervensi disesuaikan dengan penyebab
v  Emosi berpengaruh terhadap nyeri
v  Klien merasa diperhatikan
v  Mengalihkan perhatian untuk mengurangi nyeri
v  Catat karakteristik luka:tentukan ukuran dan klasifikasi pengaruh ulcers
v  Catat karakteristik cairan secret yang keluar
v  Bersihkan dengan cairan anti bakteri
v  Bilas dengan cairan NaCl 0,9%
v  Lakukan nekrotomi
v  Dressing dengan kasa steril sesuai kebutuhan
v  Lakukan pembalutan
v  Amati setiap perubahan pada balutan
v  Pertahankan teknik dressing steril ketika melakukan perawatan luka
v  Amati setiap perubahan pada balutan
v  Bandingkan dan catat setiap adanya perubahan pada luka
v  Berikan posisi terhindar dari tekanan
v  Mengetahui keadaan luka
v  Megetahui isi luka
v  Mengurangi transmisi
v  Mikroorganisme
v  Membersihkan luka
v  Menghilangkan sel-sel yang mati
v  Menutup luka
v  Melindungi luka
v  Menjaga keseterilan
v  Mengetahui kondisi
v  Pembalutan
v  Mengamati secara seksama
v  Perkembangan luka
v  Mencegah terjadinya nyeri tekan
v  Tanyakan pada pasien apakah memiliki alergi makanan
v  Kerja sama dengan ahli gizi dalam menentukan jumlah kalori, protein dan lemak secara tepat sesuai dengan kebutuhan pasien
v  Anjurkan masukan kalori sesuai dengan kebutuhan
v  Ajari pasien tentang diet yang benar berdasarkan kebutuhan tubuh
v  Timbang berat badan secara teratur
v  Anjurkan penambahan intake protein, zat besi dan vitamin C yang sesuai
v  Pastikan bahwa diet berserat tinggi untuk mencegah sembelit
v  Berikan makanan berprotein tinggi, kalori tinggi dan makanan bergizi yang sesuai
v  Pastikan kemampuan pasien untuk memenuhi kebutuhan gizinya
v  Mengetahui apa yang menjadi kelemahan pasien dalam makanan
v  Mengetahui makanan apa saja dan dan kandungan yang seperti apa.
v  Menjaga keseimbangan dalam tubuh sehingga selalu homeostatis
v  Meningkatkan peran pasien untuk mengatur dietnya
v  Mengetahui berat badan ideal atau nggak
v  Meningkatkan daya tahan tubuh
v  Memperlancar kebutuhan eliminasi daripada pasien
v  Menambah sumber energy
v  Menjaga intake makanan yang adekuat.
                                                      







BAB V
PENUTUP

  1. KESIMPULAN
Diabates mellitus (DM) adalah penyakit kronis progresif yang ditandai dengan ketidakmampuan tubuh untuk melakukan metabolism karbihidrat, lemak dan protein, mengarah ke hiperglikemia (kadar glukosa darah tinggi ).(Black & hwaks, 2015)
Diabetes mellitus dapat  berhubungan dengan komplikasi serius, namun orang dengan DM dapat mengambil cara-cara pencegahan untuk mengurangi kemungkinan kejadian tersebut.(Black & hwaks, 2015)
Diabetes mellitus diklasifikasikan sebagai salah satu dari empat status klinis berbeda meliputi Tipe 1, Tipe 2, gestasional, atau tipe DM spesifik lainnya.Kotak 45-1 memberikan sebuah gambaran ringkasan dari berbagai tipe DM.(Black & hwaks, 2015)
  1. SARAN
Saran dari penulis yaitu agar kiranya semua mahasiswa lebih memahami lagi tentang konsep dan asuhan keperawatan dari penyakit Diabetes Melitus.











8 Benar Prinsip Pemberian Obat

8 Benar Prinsip Pemberian Obat 1. Tanyakan nama pasien dan tanggal lahir sesuai dengan gelang identitas pasien 2. Cek nama oba...