BAB
I
PENDAHULUAN
- LATAR BELAKANG
Prevalensi
mellitus meningkat secara global teristimewa menjadi perhatian di Negara asia.
Perkiraan secara global 366 juta individu yang diabetes mellitus.Penyakit tidak
menular (PTM) terus berlsngsung dan menjadi masalah besar kesehatan masyarakat
di dunia yang bertanggung jawab terhadap kematian dan kesakitan.PTM menjadi
kematian dan kecacatan di seluruh penjuru dunia.Perkiraan di tahun 2020
penyakit ini menjadi kematian dari 7 orang dari setiap 10 orang di Negara
berkembang.(Betten, pangemanan, & mayulu, 2014)
Dibetes mellitus tipe
2merupakan tipe diabtes paling umum pada pasien dibandingkan dengan diabetes
tiep 1, diabetes gestasional dan, diabetes tipe lain. Mayoritas pasien diabetes
mellitus tipe 2 tidak bergantung pada
insulin. Kelompok diabetes mellitus ini merupakan akibat dari kurang
meresponnuya jaringan sasaran (otot, jaringa adipose dan hepar) terhadap
insulin.(Betten, pangemanan, & mayulu, 2014)
Sekitar
16 juta orang di Amerika terdiagnosis diabetes. Prevalensinya adalah 6% adalah
6%-7% pada orang usia 45 sampai 65 tahun dan sekitar 10%-12% pada orang yang
berusia lebih dari 65 tahun. Sekitar 90% daintaranya menderita diabetes tipe 2.
Sekitar 9,7 juta wanita Amerika menderita diabetes. Diabetes tipe 2 berkembang
pada semua umur bahkan pada masa anak dan remaja.(Betten, pangemanan, & mayulu, 2014)
Indonesia,
masuk kedalam peringkat 6 angka kejadian diabetes mellitus terbanyak didunia.
Dalam diabetes atlas 2000 tercantum perkiraan penduduk Indonesia di atas 20
tahun sebesar 125 juta dan dengan asumsi prevalensi DM 4,6%, diperkirakan pada
tahun 2000 berjumlah 6,6 juta. Berdasarkan pola perambahan penduduk seperti,
diperkirakan pada tahun 2020 nanti aka nada sejumlah 178 juta penduduk berusia
di atas 20 tahun dan dengan asumsi prevalensi DM sebbesar 4,6% akan didapatkan
8,2% juta pasien diabetes. Temuan kasus diabetes mellitus lebih banyak di
daerah perkotaan daripada di pedesaan. Dari hasil penelitiian WASPDJI
menyebutkan kejadia diabetes di Jakarta dari tahun 1982 sampai 1992 meningkat
dari 1,7% menjadi 5,7%.
Demikian
pula didepok, ditemukan 6,2% penderita diabetes mellitus. Selain di Depok,
Manado juga masuk sebagai kota dengan jumlah penderita diabetes mellitus
terbanyak di Indonesi. Diabetes tipe 2 merupakan penyakit multifactorial dengan
komponen genetic dan lingkungan yang sangat kuat dalam proses timbulnya penyakit
tersebut. Pengaruh factor genetic terhadap penyakit ini dapat terlihat jelas
dengan tingginya penderita diabetes yang berasal dari orang tua yang memiliki
riwayat diabetes mellitus sebelumnya. Diabetes mellitus tipe 2 sering juga di
sebut diabetes life style karena penyebabnya selain factor keturunan, factor
lingkungan meliputi usia, obesitas, resistensi insulin, makanan, aktivitas
fisi, dan gaya hidup penderita yang tidak sehat juga berperan dalam terjadinya
diabetes ini. Perkembangan diabetes mellitus tipe 2 yang lambat, seringkali
membuat gejala dan tanda-tandanya tidak jelas.(Betten, pangemanan, & mayulu, 2014)
- RUMUSAN MASALAH
1.
Apa
pengertian DM ?
2.
Bagaiamana
klasifikasi DM ?
3.
Bagaimana
manifestasi klinik DM ?
4.
Apa
etiologi dan factor risiko dari DM ?
5.
Apa
komplikasi DM ?
6.
Bagaimana
patofisiolgi dari DM ?
- TUJUAN
1.
Untuk
mengetahui pengertian DM
2.
Untuk
mengetahui klasifikasi DM
3.
Unyuk
manifestasi klinik DM
4.
Untuk
mengetahui etiologi dan factor risiko dari DM
5.
Untuk
mengetahui komplikasi DM
6.
Untuk
mengetahui b patofisiolgi dari DM
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. PENGERTIAN
Diabates mellitus (DM)
adalah penyakit kronis progresif yang ditandai dengan ketidakmampuan tubuh
untuk melakukan metabolism karbihidrat, lemak dan protein, mengarah ke
hiperglikemia (kadar glukosa darah tinggi ). Diabetes mellitus (DM) terkadang
dirujuk sebagai “gula tinggi”, baik Aoleh klien maupun penyedia layanan
kesehatan.Pemikiran dari hubungan gula dengan DM adalah sesuai karena lolosnya
sejumlah besar urine yang mengandung gula ciri dari DM yang tidak terkontrol.
Walaupun hiperglekemia memainkan sebuah peran penting dalam perkembangan komplikasi
terkait DM, kadar yang tinggi dari glukosa darah hanya satu komponen dari
proses patologis dan manfestasi klinis yang berhubungan dengan DM. proses
patologis dan factor risiko lain adalah penting , dan terkadang merupakan factor-faktor independen.
Diabetes mellitus dapat berhubungan
dengan komplikasi serius, namun orang dengan DM dapat mengambil cara-cara
pencegahan untuk mengurangi kemungkinan kejadian tersebut.(Black & hwaks, 2015)
Diabetes mellitus
telah menjadi sebuah epidemic di Ameriak Serikat dengan 21 juta orang ( 7% dari
populasi ) memiliki penyakit DM. Sekitar 15 juta orang terdiagnosis DM, selain
dari jumlah yang tidak terdiagnosis yang diperkirakan hampir 6 juta. Sebagai
masalah kesehatan masyarakat yang signifikan, DM merupakan penyebab utama ke-6
juta.Sebagai masalah kesehatan masyarakat yang signifikan, DM merupakan
penyebab utama ke-6 kematian di Amerika Serikat. Sementara itu, perkiraan total
biaya DM di AS tahun 2002 adalah 132 trillun dolar AS (biaya langsung dan tidak
langsung) dengan biaya medis langsung terhitung
92 trillun dolar AS dan 40 dolar trillun dolar AS biaya tidak langsung
(missal disabilitas, kehilangan kerja, dan kematian premature ). Meskipun
peningkatan beban DM mengkhawatirkan, kebanyakan beban dari masalah kesehatan
masyarakat utama ini dapat dicegah dengan dini, peningkatan pemberian
pelayanan, dan edukasi yang lebih baik untuk penatalaksanaan mandiri diabetes.(Black & hwaks, 2015)
B. KLASIFIKASI
DM
Diabetes mellitus
diklasifikasikan sebagai salah satu dari empat status klinis berbeda meliputi :
1.
DM
Tipe 1
Diabetes mellitus tipe 1 merupakan hasil
dekstruksi autuimun sel beta, mengarah kepada defisiensi insulin absolut
2.
DM Tipe
2
DM tipe 2 adalah akibat dari efek sekresi
insulin, umumnya berhubungan dengan obesitas,
3.
Gestasional
DM
gestasional adalah DM yang didiagnosis selama hamil.
4.
Tipe DM spesifik lainnya
DM tipe
lain mungkin sebagai akibat dari efek genetic fungsi sel beta, penyakit
pancreas (missal kistik fibrosis), atau penyakit yang diinduksi oleh
obat-obatan. (Black & hwaks, 2015)
National Diabetes Data
Group (NDDG) pada 1979 mengembangkan kriteria untuk klasifikasi dan diagnosis
DM. Pada tahun 1979 dan juga 2003, komite ahli pada diagnosis dan klasifikasi
DM mengusulkan perubahan terhadap klasifikasi awal NDDG. Perubahan tersebut didukung
oleh American Diabetes Association (ADA) and the National.(Black & hwaks, 2015)
Institute of Diabetes
and Digestive and Kidney Diseases (NIDDK).Sebelumnya, DM diklasifikasikan, baik
sebagai insulin-dependent diabetes mellitus
(IDDM) maupun non-insuline-dependent
diabetes mellitus (NIDDM).Dengan penggunaan terapi insulin yang sudah biasa
dengan kedua tipe DM, IDDM sekarang disebut sebagai DM tipe 1 dan NIDDM sebagai
DM tiep 2.Ada juga merekomendasikan
menggunakan nomor Arab daripada nomor Romawi di dalam merujuk untuk kedua tipe
DM.(Black & hwaks, 2015)
Kilen yang tidak
memiliki DM tipe 1 atau tipe 2 mungkin diklasifikasikan sebagai Glukosa Puasa
Terganggu (GPT) atau Toleransi Glukosa Terganggu (TGT).GPT adalah konsentrasi
glukosa di antara 100-125 mg/dl sedangkan TGT didefenisikan sebagai tes
toleransi glukosa oral 2 jam (75 gram pembebanan glukosa) dengan konsentrasi
glukosa di antara 140-199 mg/dl.GPT dan TGT merujuk ke status metabolism antara
normal dan DM, disebut sebagai pradiabetes.(Black & hwaks, 2015)
DM mungkin juga akibat
dari gangguan-gangguan lain atau pengobatan.Defek genetic pada sel beta dapat
mengarah perkembangan DM. Beberapa hormon seperti hormon pertumbuhan, kortisol,
glucagon, dan epinefrin merupakan antagonis atau menghambat insulin. Jumlah
berlebihan dari hormone-hormon ini (seperti pada akromegali, sindrom cushing,
glukagonoma, dan feokromositoma) menyebabkan DM. Selain itu, obat-obat tertentu
(Glukokortikoid dan tiazid) mungkin menyebabkan DM. Tipe DM sekunder tersebut
terhitung 1-2% dari semua kasus DM terdagnosis.(Black & hwaks, 2015)
DM gestasional
merupakan diagnosis DM yang menerapkan untuk perempuan dengan intoleransi
glukosa atau ditemukan pertama kali selama kehamilan.DM gestasional terjadi
pada 2-5% perempuan hamil namun menghilang ketika kehamilannya berakhir.DM ini
lebih sering terjadi pada keturunan Amerika_Afrika, Amerika Hispanik, Amerika
pribumi, dan perempuan dengan riwayat keluarga DM atau lebih dari 4 kg saat
lahir, obesitas juga merupakan factor risiko.(Black & hwaks, 2015)
C. MANIFESTASI
KLINIS
§
Poliuria
( Sering BAK )
§
Polidipsi
( haus berlebihan )
§
Polifagia
( lapar berlebihan )
§
Penurunan
berat badan
§
Pendengaran
kaur berulang
§
Pruritus,
infeksi kulit, vaginitis
§
Ketonuria
§
Lemah
dan letih, pusing
§
Sering
asimtomatik
(Black & hwaks, 2015)
D. ETIOLOGI
DAN FAKTOR RISIKO
1. DIABETES
MELITUS TIPE 1
a) Faktor genetic
Penderita
diabetes tidak mewarisi diabetes tipe 1 itu sendiri tetapi mewarisi suatu
predisposisi atau kecenderungan genetic kearah terjadinya diabetes tipe
1.Kecenderungan denetic ini ditentukan pada individu yang memiliki tipe antigen
HLA (Human Leucocyte Antigen) tertentu.
HLA merupakan kumpulan gen yang bertanggung jawab atas antigen transplantasi
dan proses imun laiinya.(Rendi & TH, 2012)
b)
Faktor
imunologi
Pada
diabetes tipe 1 terdapat bukti adanya suatu respon autoimun. Ini merupakan
respon abnormal dimana antibody terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara
bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggapnya seolah-olah sebagai
jaringan asing.(Rendi & TH, 2012)
c)
Factor
lingkungan
Factor
eksternal yang dapat memicu destruksi sel β pancreas, sebagai contoh hasil
penyelidikan menyatakan bahwa virus atau toksin tertentu dapat memicu proses
autoimun yang dapat menimbulkan dektuksi sel β pancreas.(Rendi & TH, 2012)
2. DIABETES
MELITUS TIPE II (DMTTI)
Secara
pasti penyebab dari DM tipe II ini belum diketahui, factor genetic diperkirakan
memegang peranan penting dalam proses terjadinya resistensi insulin. Diabetes
mellitus tak tergantung insulin (DMTTI) penyakitnya mempunyai pola familiar
yang kuat.DMTTI ditandai dengan kelainan dalam sekresi insuli maupun dalam
kerja insulin.Pada awalnya tampak terdapat resistensi dari sel-sel sasaran
terhadap kerja insulin.Insulin mula-mula mengikat dirinya kepada reseptor-reseptor
permukaan sel tertentu, kemudian terjadi reaksi intraseluler yang meningkatkan
transport glukosa menembuh membrane sel. Pasien dengan DMTTI terdapat kelainan
dalam pengikatan insulin pada membran sel. Akibatnya terjadinya penggabungan
abnormal antara komplek reseptor insulin dengan sistem transport glukosa.Kadar
glukosa normal dapat dipertahankan dalam waktu yang cukup lama dan meningkatkan
sekresi insulin, tetapi pada akhirnya sekresi insulin yang beredar tidak lagi
memadai untuk mempertahankan euglekemia. Diabetes mellitus tipe II disebut juga
Diabetes Melitus tidak tergantung insulin (DMTTI) atau Non Insulin Dependent Diabetes Melitus (NIDDM) yang merupakan suatu
kelompok heterogen bentuk-bentuk Diabetes yang lebih ringan, terutama dijumpai
pada orang dewasa, tetapi terkadang dapat timbul pada masa kanak-kanak.(Rendi & TH, 2012)
3. DIABETES
GESTASIONAL
Disebabkan oleh
perubahan hormonal yang terjadi selama kehamilan. Peningkatan kadar beberapa
hormone yang di hasilkan plasenta membuat sel-sel tubuh menjadi kurang
respontif terhadap insulin (resistensi insulin. Karena plasenta terus
berkembang selama kehamilan, produksi hormonnya juga semakin banyak dan
memperberat resistensi insulin yang telah terjadi.
Biasanya, pancreas pada
ibu hamil dapat menghasilkan insulin yang lebih banyak (sampai 3x jumlah
normal) untuk mengatasi resitensi insulin yang terjadi. Namun, jika jumlah
insulin yang dihasilkan tetap tidak cukup, kadar glukosa darah akan meningkat
dan menyebabkan diabetes gestasional. Kebanyakan wanita yang menderita diabetes
gestasional akan memiliki kadar gula darah normal setelah melahirkan banyinya.
Namun, mereka memiliki risiko yang lebih tinggi untuk menderita diabetes
gestasional pada saat kehamilan berikutnya dan untuk menderita diabetes tipe 2
dikemudiann hari.(Rendi & TH, 2012)
4. DIABETES
TIPE SPESIFIK LAIN
Diabetes tipe lain
berhubungan dengan keadaan atau sindrom tertentu, antara lain disebabkan oleh
penyakit pancreas, penyakit hormonal, faktorn pemberian atau pemakaian
obat-obatan atau bahan kimia lainnya, serta terjadinya serosi hepatitis.(Rendi & TH, 2012)
E. KOMPLIKASI
Diabetes
tipe 2 dapat menyebabkan terjadinya perubahan serius pada jantung, syaraf, ginjal
dan mata.Kelainan tersebut disebut komplikasi Diabetes.
Seseorang
dapat mengalami diabetes selama bertahun-tahun tanpa mengetahui bahwa orang
tersebut sudah terkena diabetes mellitus.Konsentrasi glukosa darah yang tinggi
dapat merusak bagian/organ tubuh.Oleh karena itu pencegahan dapat dilakukan
dengan mengusahakan agar konsentrasi glukosa darah mendekati normal sehingga
dapat menghentikan atau memperlambat kerusakan pada mata, syaraf, dan ginjal.
Komplikasi yang dapat disebabkan oleh diabetes yaitu :
§ Penderita DM akan
mengalami berbagai komplikasi jangka panjang jika diabetesnya tidak dikelola
dengan baik. Komplikasi adalah serangan jantung dan stroke. Kerusakan pada
pembuluh darah mata dapat menyebabkan gangguan penglihatan kerusakan pada
retina mata ( retinopati diabetikum). Kelainan fungsi ginjal dapat menyebabkan
gagal ginjal sehingga penderita harus menjalani cuci darah (dialisa)
§ Kerusakan pada syaraf
menyebabkan kulit lebih sering mengalami cedera.
(Pediastuti, Ratna Dewi;, 2013)
F. PATOFISIOLOGI
DM Tipe 1 DM Tipe II
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
- PENGKAJIAN
1)
Bodata
a.
Identitas
Klien
b.
Identitas
penanggung jawa
2)
Riwayat
Kesehatan
a.
Keluhan
utama
Luka tumit
kaki kiri dan terasa nyeri skala 5-6
b.
Riwayat
Kesehatan Sekarang
Satu bulan
sebelum masuk rumah sakit klien kena luka di tumit kaki kiri, namun klien tidak
mengetahui penyebabnya.Mulai saat itu klien lebih berhati-hati dan pela-pelan
saat berjalan.2 minggu sebelum masuk rumah sakit keluhan dirasakan semakin
bertambah, luka pada tumit menjadi membengkak diperiksakan ke dokter praktek
dan hanya diberikan obat oral.
1 minggu
sebelum masuk rumah sakit keluhan luka pada tumit kaki klien makin bertambah,
luka makin membengkak dan oleh cucunya luka tersebut di buka atau diiris keluar
pusnya banyak. Klien hanya istirahat di rumah dan akhirnya karena merasa tidak
kuat dan tidak bisa mengobati luka tersebut maka oleh keluaraganya klien dibawa
ke rumah sakit.
Hari masuk
rumah sakit, keluhan luka tumit, kemudian dilakukan perawatan luka.
c.
Riwayat
Kesehatan dahulu
Klien
menderita tekanan darah tinggi sudah sejak 10 tahunyang lalu.Klien terdeteksi
diabetes mellitus saat menjalani perawatan di rumah sakit ini.Klien belum
pernah dirawat di rumah sakit sebelumnya.
d.
Riwayat
Kesehatan Keluarga
Ayah
pasien mengalami diabetes mellitus dengan kadar gula dalam darah 515 mg/dl.
Istri pasien mengatakan dari pihak keluarga istri tidak ada yang mengalami
sakit DM, istrinya sendiri belum pernah sakit berat, saat dikaji TD 130/80
mmHg, N : 78x/mnt, tidak ada keluhan terhadap gejala suatu penyakit. Anak A dan
B mengatakan bahwa keadaannya sehat-sehat, belum pernah mengeluh sakit
serius.Hasil pemeriksaan fisik TD 135/90 mmHg, pernah mengeluh sakit.
e.
Riwayat
kesehatan Lingkungan
Keadaan
lingkungan pasien bersih dan asri.
3)
Pola
Fungsi Kesehatan (Gordon)
a.
Pola
persepsi terhadap kesehatan
Klien dan
keluarga belum mengetahui penyakkt diabetes mellitus yang diderita klien,
karena klien dan keluarga hanya mengetahui kalau klien tersebut dirawat di
rumah sakit hanya karena adanya luka ulkus di tumit tersebut.Untuk pemeliharaan
kesehatan klien selalu memeriksakan diri ke dokter atau mantra praktek di
sekitar rumahnhya.
b.
Pola
Istirahat dan tidur
Klien
tidur selama 7-8 jam setiap hari, tidak ada gangguan tidur.Saat di rumah sakit
klien banyak istirahat dan tidur.(Rendi & TH, 2012)
c.
Pola
Nutrisi
Intake
Makanan :Sebelum sakit klien makan 3 kali sehari, dengan sayur dan lauk. Klien
mempunyai pantangan makanan yaitu daging kambing.Saat sakit/dirawat di rumah
sakit klien hanya menghabiskan rata-rata ¼ porsi pemberian.Menurut klien BB
turun dari biasanya, BB tidak terkaji.
Intake
Cairan : sebelum sakit klien minum 6-7 gelas sehari, minuman pantangan kopi.
Saat di rumah sakit ini klien mendapat cairan infus 1000 ml sehari dan minum
air putih 3-4 gelas sehari.(Rendi & TH, 2012)
d.
Pola
Eliminasi
1.
Buang
air besar
Sebelum
sakit : sekali per dua atau tiga hari. Dan saat sakit di rumah sakit klien
sekali per dua atau tiga hari, dengan konsistensi padat, warna kuning.
2.
Buang
air kecil
Sebelum
sakit klien BAK 7-8 kali sehari. Dan selama di rumah sakit klien terpasang
dower cateter mulai tgl 12 juni 2009. Dalam satu hari ± 800 CC warna kuning
pekat.
e.
Pola
Kognitif Perseptual
Klien
mengatakan bahwa tidak ada perubahan pada penglihatan dank lien tidak
menggunakan alat bantu pendengaran.
f.
Pola
Konsep Diri
Klien
mengatakan pasrah dengan penyakit yang dideritanya.
g.
Pola
Koping
Setiap ada
permasalahan klien senantiaasa didampingi oleh keluarga.
h.
Pola
Seksual Reproduksi
Klien
sudah menopause, klien menikah dua kali. Dengan suami yang pertama mempunyai 7
anak dan dengan suami yang kedua klien
tidak mempunyai anak. Klien merasa senang dan bahagia karena didampingi oleh
suami yang kedua.
i.
Pola
Hubungan
Klien
lebih dekat dengan suaimi.Komunikasi dengan perawat sekarang hanya apabila
ditanyam menggunakan bahasa Jawa.
j.
Pola
Nilai Dan Kepercayaan
Sebelum
sakit klien taat sholat, saat sakit klien tiak bisa sholat lagi, tapi meyakini
apapun penderitaannya Tuhan yang mengaturNya.
BAB
IV
ASUHAN
KEPERAWATAN
- DIAGNOSA
1.
Nyeri
akut b/d agen injury : fisik
2.
Nyeri
aku\jaringan b/d factor mekanik : mobilisasi dan penurunan neuropati, perubahan
sirkulasi.
3.
Ketidakseimbangan
nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b/d factor biologis
- INTERVENSI
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
v
Kaji
tingkat nyeri : Kualitas, frekuensi, presipitasi.
v
Berikan
posisi yang nyaman
v
Berikan
lingkungan yang tenang
v
Monitor
respon verbal dan non verbal nyeri
v
Monitor
vital sign
v
Kaji
factor penyebab
v
Berikan
support emosi
v
Lakukan
touch terapi
v
Lakukan
teknik distrak dan relaksasi
|
v
Mengetahui
subyektifitas klien terhadap nyeri untuk menentukan tindakan selanjutnya
v
Menurunkan
ketegangan
v
Mengetahui
tingkat nyeri untuk menentukan intervensi
v
Nyeri
mempengaruhi TTV
v
Intervensi
disesuaikan dengan penyebab
v
Emosi
berpengaruh terhadap nyeri
v
Klien
merasa diperhatikan
v
Mengalihkan
perhatian untuk mengurangi nyeri
|
v
Catat
karakteristik luka:tentukan ukuran dan klasifikasi pengaruh ulcers
v
Catat
karakteristik cairan secret yang keluar
v
Bersihkan
dengan cairan anti bakteri
v
Bilas
dengan cairan NaCl 0,9%
v
Lakukan
nekrotomi
v
Dressing
dengan kasa steril sesuai kebutuhan
v
Lakukan
pembalutan
v
Amati
setiap perubahan pada balutan
v
Pertahankan
teknik dressing steril ketika melakukan perawatan luka
v
Amati
setiap perubahan pada balutan
v
Bandingkan
dan catat setiap adanya perubahan pada luka
v
Berikan
posisi terhindar dari tekanan
|
v
Mengetahui
keadaan luka
v
Megetahui
isi luka
v
Mengurangi
transmisi
v
Mikroorganisme
v
Membersihkan
luka
v
Menghilangkan
sel-sel yang mati
v
Menutup
luka
v
Melindungi
luka
v
Menjaga
keseterilan
v
Mengetahui
kondisi
v
Pembalutan
v
Mengamati
secara seksama
v
Perkembangan
luka
v
Mencegah
terjadinya nyeri tekan
|
v
Tanyakan
pada pasien apakah memiliki alergi makanan
v
Kerja
sama dengan ahli gizi dalam menentukan jumlah kalori, protein dan lemak
secara tepat sesuai dengan kebutuhan pasien
v
Anjurkan
masukan kalori sesuai dengan kebutuhan
v
Ajari
pasien tentang diet yang benar berdasarkan kebutuhan tubuh
v
Timbang
berat badan secara teratur
v
Anjurkan
penambahan intake protein, zat besi dan vitamin C yang sesuai
v
Pastikan
bahwa diet berserat tinggi untuk mencegah sembelit
v
Berikan
makanan berprotein tinggi, kalori tinggi dan makanan bergizi yang sesuai
v
Pastikan
kemampuan pasien untuk memenuhi kebutuhan gizinya
|
v
Mengetahui
apa yang menjadi kelemahan pasien dalam makanan
v
Mengetahui
makanan apa saja dan dan kandungan yang seperti apa.
v
Menjaga
keseimbangan dalam tubuh sehingga selalu homeostatis
v
Meningkatkan
peran pasien untuk mengatur dietnya
v
Mengetahui
berat badan ideal atau nggak
v
Meningkatkan
daya tahan tubuh
v
Memperlancar
kebutuhan eliminasi daripada pasien
v
Menambah
sumber energy
v
Menjaga
intake makanan yang adekuat.
|
BAB V
PENUTUP
- KESIMPULAN
Diabates mellitus (DM)
adalah penyakit kronis progresif yang ditandai dengan ketidakmampuan tubuh
untuk melakukan metabolism karbihidrat, lemak dan protein, mengarah ke
hiperglikemia (kadar glukosa darah tinggi ).(Black & hwaks, 2015)
Diabetes mellitus
dapat berhubungan dengan komplikasi
serius, namun orang dengan DM dapat mengambil cara-cara pencegahan untuk
mengurangi kemungkinan kejadian tersebut.(Black & hwaks, 2015)
Diabetes mellitus diklasifikasikan
sebagai salah satu dari empat status klinis berbeda meliputi Tipe 1, Tipe 2,
gestasional, atau tipe DM spesifik lainnya.Kotak 45-1 memberikan sebuah
gambaran ringkasan dari berbagai tipe DM.(Black & hwaks, 2015)
- SARAN
Saran
dari penulis yaitu agar kiranya semua mahasiswa lebih memahami lagi tentang
konsep dan asuhan keperawatan dari penyakit Diabetes Melitus.
Bila ada yang ingin request materi selahkan coment or
BalasHapusEmail : ishaksul8@gmail.com
Wa/Hp : 082395396839